Minggu, 16 September 2012

Keuntungan Bertanam Cara Hidroponik

Berkebun hidroponik tidaklah susah justru mudah dan menyenangkan, ya mudah adalah salah satu keuntungan hidroponik. Coba lihat gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut jelas terlihat tanaman sawi yang tumbuh subur di atas akuarium ikan. Inilah keuntungan hidroponik mudah di terapkan dan di aplikasikan terutama di daerah perkotaan, halaman yang sempit tidak jadi masalah.


Keuntungan hidroponik
Keuntungan Hidroponik

Keuntungan Hidroponik - Ramah Lingkungan


Keuntungan hidroponik lainnya adalah tidak tergantung dengan tanah dan wadah media (pot) bahkan dengan menggunakan botol mineral bekas pun kita bisa bertanam hidroponik. Beberapa keuntungan hidroponik lain yaitu, tanaman dapat tumbuh lebih subur karena kondisi media tanam dan nutrisi hidroponik terjaga dan di atur sedemikian rupa sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Keuntungan Hidroponik Sederhana
Keuntungan Hidroponik Sederhana

Dari sisi psikologis keuntungan hidroponik dan manfaat hidroponik juga memberikan kesenangan dan kepuasan tersendiri melihat tanaman yang kita tanam tumbuh subur, apalagi jika tanaman sayuran tentu bisa bermanfaat karena bisa di konsumsi dan tentunya menghemat pengeluaran dapur.

Cara Bertanam Hidroponik Sistem Wick

Mawar Hidroponik Sistem Wick 
Mawar Hidroponik Sistem Wick
 
Cara bertanam hidroponik sistem wick yang mudah di aplikasikan di rumah anda. Pada dasarnya ada 6 jenis hidroponik sistem, termasuk Wick, Budaya Air, Ebb dan Aliran, tetes, Film Teknik Hara, dan aeroponik.  
Di antara berbagai jenis sistem hidroponik, cara bertanam hidroponik  sistem Wick adalah jenis yang paling sederhana. Cara bertanam hidroponik Wick sistem sebuah solusi pemberian nutrisi  lewat di media tumbuh melalui Sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam, misalnya Perlite, Vermiculite,  kerikil pasir, sekam bakar, dan serat/ serbuk kulit buah Kelapa. Cara bertanam hidroponik ini juga dikenal dengan sistem sumbu.
cara bertanam hidroponik
Cara betanama hidroponik sistem Wick

Cara Bertanam Hidroponik - Mekanisme Pembuatan

Pada cara bertanam hidroponik sistem wick ini sumbu yang digunakan bisa dari sumbu kompor, kapas atau kain bekas. Akar tanaman tidak dicelupkan langsung ke dalam air, melainkan, mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan air seperti rockwool atau sabut kelapa. Cara bertanam hidroponik sistem sumbu adalah pasif, tidak ada energi atau listrik yang  digunakan untuk memberikan solusi nutrisi hidroponik pada tanaman. Ujung sumbu ditempatkan dalam reservoir yang berisi larutan nutrisi. Ujung lain dari sumbu ditempatkan dalam media tanam, lebih dekat ke akar tanaman, untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar. Karena tanaman membutuhkan lebih banyak air dan nutrisi, maka disusun sumbu dan ke penahan air media tanam oleh tindakan kapiler. Dengan demikian tanaman mengambil  larutan nutrisi  dari ujung-ujung sumbu dan media tanam yang terlewati oleh sumbu menjadi lembab. 
Hidroponik Sistem Wick
Hidroponik Sistem Wick

Pada Hidroponik, ada kebutuhan besar untuk aerasi yang baik. Dalam sistem sumbu hidroponik udara tersedot oleh akar tanaman bersama dengan larutan nutrisi. Sebuah media tumbuh yang memadai juga membantu untuk memastikan bahwa tanaman menerima cukup udara. Dengan sistem hidroponik sumbu, sebagai reservoir akan habis, dapat diisi lagi dengan manual. Hal ini tidak perlu menggunakan pompa seperti yang dilakukan dalam  sistem hidroponik lainya.

Sistem Wick
Sistem Wick

Cara bertanam hidroponik sistem wick atau sumbu ini sangat mudah diterapkan terutama untuk tanaman hidroponik sayur seperti kangkung, sawi, seledri, pakcoy dan lain-lain. Selamat mencoba!

Media Tanam Hidroponik

Media Tanaman Hidroponik Rockwool
Media Tanaman Hidroponik Rockwool
Media tanaman hidroponik merupakan bagian yang penting untuk menunjang keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman hidroponik. Media tanaman hidroponik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu media untuk persemaian, pembibitan dan media untuk tanaman dewasa. Tetapi biasanya, jenis media yang digunakan disamping dapat untuk persemaian juga dapat pula untuk pemebibitan dan tanaman dewasa.

Syarat Media Tanaman Hidroponik 

Media tanaman hidroponik yang ideal untuk tanaman hidroponik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan;
  2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman;
  3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah;
  4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7;
  5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit;
  6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalsium.
Media Tanaman Hidroponik Arang Sekam Bakar
Media Tanaman Hidroponik Arang Sekam Bakar
Media  tanaman hidroponik bermacam-macam. Beberapa yang dapat digunakan   antara lain arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss), dan serbuk sabut kelapa. Persyaratan terpenting untuk media tanaman hidroponik harus ringan dan porus sehingga mampu melarutkan nutrisi hidroponik dengan baik.  Tiap media mempunyai bobot dan porositas yang berbeda.  Oleh karena itu, dalam memilih media tanaman hidroponik sebaiknya dicari yang paling ringan dan yang mempunyai porositas baik.

Media Tanaman Hidroponik Pasir
Media Tanaman Hidroponik Pasir

Keunggulan Tanaman Hidroponik



Tanaman Hidroponik

Mari mengenal tanaman hidroponik. Hidroponik merupakan metode bercocok tanam atau budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan menggunakan media selain tanah seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Pada media tersebut di larutkan nutrisi hidroponik yang merupakan campuran bahan kimia yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman hidroponik.

 

Manfaat dan Kenggunulan Tanaman Hidroponik

Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala skecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan  air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi  CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin. Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.  Lebih hemat aktu dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.  Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan  dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.

Contoh Tanaman Hidroponik


Tanaman hidroponik menjadi unggul bukan hanya di kalangan pebisnis tanaman dan sayuran tetapi juga dikalangan masyarakat yang hobi bercocok tanam terutama di daerah urban dan perkotaan. Beberapa tanaman hidrponik yang umum adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dll. Bagi kaum vegetarian dan masyarakt yang mengerti arti pentingny sayuran bagi tubuh, pemilihan tanaman hidroponik sangat penting karena sangat menyehatkan dan banyak manfaatnya.

HIDROPONIK

Hidroponik
Cara Hidroponik
HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.

Sejarah Hidroponik

Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman.

Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika.

Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.

Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan.

Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.

Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, ya… itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam.

Perkembangan Hidroponik


SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal… apa yang akan terjadi dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Pnpulasi tumbuhan pun semakin berkurang.

Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.

Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.

Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi.

Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah.

Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.

Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.